Terakreditasi BAN-PT No. 005/BAN-PT/Ak-XIV/S1/VI/2011-Program Strata satu (S1) Ekonomi Pembangunan-Diperpanjang dengan SK DIRJEN DIKTI Nomor : 1234/D/T/K-IV/2009- -Diperpanjang dengan SK DIRJEN DIKTI nomor :1235/D/T/K-IV/2009 untuk Prodi manajemen Perusahaan -Proses BAN-PT No.24/326/2811/S1/2010
SELAMAT DATANG DI STIE BUDI PERTIWI
Ini merupakan Blog STIE Budi Pertiwi untuk media komunikasi dan informasi seputar aktifitas dan program pendidikan STIE Budi Pertiwi
Minggu, 10 Juli 2011
RI Makin 'Melek' Soal Industri Berbasis Teknologi Tinggi
Jakarta - Pemerintah mulai mendorong investasi ke industri yang menghasilkan produk-produk berteknologi menengah-atas agar dapat menambahkan nilai tambah produk ekspor.
Direktur Jenderal Kerja Sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahajana menyampaikan selama ini sebagian besar ekspor Indonesia hanyalah produk-produk berteknologi rendah.
"Bagaimana mengubah low jadi high. Kita harus mendorong investasi ke arah industri middle-high. Sebagai negara besar kita masih lebih mendorong investasi ke arah segmen-segmen tertentu," katanya ketika jumpa dengan wartawan di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (8/7/2011).
Agus menjelaskan, Indonesia dapat mengurangi invesasi pada beberapa industri yang berteknologi menengah rendah dan memindahkannya untuk investasi ke industri yang berteknologi menengah atas. Hal ini dimaksudkan Agus agar mendapatkan pemasukan devisa negara yang lebih banyak dari produk ekspor produk semacam ini.
"Misalnya ada investasi di (industri) middle-low 17 juta, dikurangi sampai 10 juta. 7 jutanya untuk investasi di middle-high. Nanti hasilnya kan lebih besar," paparnya.
Industri berteknologi tinggi merupakan industri yang besar dan menggunakan teknologi canggih, seperti industri otomotif. Industri menengah atas contohnya industri barang-barang kimia, industri menengah rendah seperti besi dan baja produk turunannya, dan industri teknologi rendah adalah industri pengolahan kulit dan barang dari kulit.
Agus menambahkan, sebagai pasar yang besar Indonesia seharusnya dapat menciptakan sebuah industri yang pembangunannya cepat dengan memberikan lapangan pekerjaan.
"Kita masih mebutuhkan perkembangan yang cepat sambil banyak mempekerjakan banyak orang," tuturnya.
Saat ini, lanjut Agus, sudah banyak negara-negara, seperti Jepang dan Korea, yang mulai memindahkan pabrik-pabriknya ke Indonesia karena menilai pasar Indonesia yang besar. Agus menyarankan agar memanfaatkan hal tersebut untuk memajukan industri Indonesia dari yang berteknologi menengah bawah ke menengah atas.
"Relokasi pabrik dari Korea dan Jepang bisa mengubah warna dari ekspor kita," pungkasnya.
Dari data ekspor Indonesia sampai tahun 2010, Indonesia paling banyak mengekspor produk industri berteknologi menengah rendah. Diantaranta dengan India sebagai negara tujuan ekspornya yang mencapai 93% produk menengah bawah. Produk Indonesia yang berteknologi tinggi adalah Jepang 29%, Thailand 34%, Singapura 31%, Australia 31%, dan Malaysia 22%.(ade/hen)
Sumber : Ade Irawan - detikFinance
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar